Kondisi Bitcoin di Asia Tenggara
Bitcoin tampak menjanjikan di kawasan
yang sektor perbankan dan sistem pembayarannya tidak begitu berkembang,
termasuk Asia Tenggara. Melihat pendanaan dari perusahaan VC global yang mengalir ke startup-startup Bitcoin
menunjukkan bahwa sebagian besar investasi ditanamkan pada
proyek-proyek infrastruktur dasar seperti bursa Bitcoin, yang sejauh ini
telah menerima USD 106 juta dari seluruh total pendanaan global.
Saya baru-baru ini melakukan penelitian
pada sebuah perusahaan VC yang ingin berinvestasi di startup-startup
Bitcoin di Asia Tenggara (tidak termasuk Singapura), yang berfokus pada
bursa. Inilah yang saya temukan.
Baca Juga:
1. Blockchain VS Coinbase manakah yang paling aman?
2. Apa itu Bitcoin.co.id?
3. Apa itu Coinbase? Kelebihan dan Kekurangan
Baca Juga:
1. Blockchain VS Coinbase manakah yang paling aman?
2. Apa itu Bitcoin.co.id?
3. Apa itu Coinbase? Kelebihan dan Kekurangan
Adopsi Bitcoin di Asia Tenggara terbilang spekulatif
Adopsi Bitcoin di Asia Tenggara saat ini
rendah dan kebanyakan didorong oleh spekulasi dalam jumlah kecil. Oscar
Darmawan, CEO bursa Bitcoin di Indonesia, Bitcoin Indonesia, mengamati
bahwa sebagian besar penggunanya hanya membeli antara 0,01-0,005 BTC
per transaksi karena sorotan media. Banyak bursa di negara ini tidak
mengoperasikan order bookterbuka karena volume perdagangan yang rendah. Sebagai gantinya, mereka akhirnya hanya bertindak sebagai pialang.
Hanya ada sedikit merchant yang menerima
Bitcoin. Meskipun jumlah penduduk di Asia Tenggara dua kali lebih
banyak dibanding penduduk Amerika Serikat, penerimaan Bitcoin di kawasan
ini relatif lebih rendah, seperti yang ditunjukkan oleh Coinmap (bawah).
Perbandingan jumlah merchant yang menerima Bitcoin di Amerika Serikat dan Asia Tenggara.
Meskipun demikian, ekosistem Bitcoin di
kawasan ini sedang berkembang pesat. Pada bulan Maret tahun 2014, sebuah
bursa Bitcoin di Indonesia beralih ke sistem order book
terbuka, sementara website e-commerce yang paling banyak dikunjungi
kedua di Filipina baru-baru ini mengumumkan telah menerima Bitcoin
sebagai pembayaran.
Filipina
Sudah ada beberapa bursa bitcoin di Filipina seperti Bitcoin Pinoy, Coins.ph, BuyBitcoin.ph, dan mBTC.ph.
Website tersebut, bagaimanapun, bertindak sebagai pialang dan bukan
bursa terbuka. Dengan uang tunai sebagai media pembayaran utama di
negara tersebut, pengguna biasanya membeli Bitcoin dengan mendepositokan
uang di cabang Bank of the Philippine Islands (BPI) atau BDO Unibank
(BDO).
Pengguna BuyBitcoin.ph umumnya
adalah laki-laki berusia antara 25 sampai 34 tahun, sebagian besar
bekerja di bidang teknis seperti teknik atau ilmu komputer. Adopsi
merchant relatif lebih signifikan di Filipina dibandingkan di
negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dua merchant online terbesar di
Filipina (keduanya website daily deals) mengumumkan pada Maret
2014 bahwa mereka akan menerima Bitcoin melalui solusi pembayaran
Coins.ph. Kedua website tersebut adalah MetroDeal, dengan 1,2 juta
pembeli unik bulanan, dan juga merupakan website e-commerce nomor dua di
Filipina, serta CashCashPinoy, dengan 575.000 kunjungan unik bulanan.
Bank sentral Filipina telah memutuskan
untuk tidak mengatur bursa Bitcoin. Pihak bank juga mengeluarkan
peringatan kepada konsumen mengenai risiko Bitcoin.
Indonesia
Adopsi bitcoin di Indonesia berkembang dengan pesat. Bursa bitcoin terbesar di negara ini, Bitcoin Indonesia, yang baru-baru ini beralih keorder book terbuka
mulai Maret 2014 karena meningkatnya volume perdagangan hariannya dari 5
BTC pada bulan Desember 2013 mencapai 30 BTC dalam tiga bulan. Dengan
memiliki pengguna sebanyak 1.500, Bitcoin Indonesia menerima transfer
bank dari bank-bank besar di Indonesia seperti Bank Central Asia (BCA)
dan Bank Mandiri. Bursa Bitcoin lainnya di Indonesia seperti Artabit, Tuker.in, dan Tukarcash.com tampaknya tidak mengoperasikan order book terbuka melainkan bertindak sebagai pialang.
Selain bursa Bitcoin tersebut, LocalBitcoins merupakan sarana yang populer untuk perdagangan Bitcoin bagi para penggemar mata uang digital ini. Tukarkoin.com juga merupakan salah satu marketplace bagi pembeli dan penjual Bitcoin di tanah air. Meskipun tidak ada ATM Bitcoin di Indonesia, Bitcoin Indonesia berencana untuk menyediakan ATM Bitcoin di negara ini.
Adopsi merchant lokal tampaknya sangat rendah, diantaranya telah diterapkan oleh situs e-commerce kecil dan kafe. Bitwyre adalah startup lokal yang menyediakan solusi pemrosesan pembayaran Bitcoin dan berencana untuk meluncurkan bursa Bitcoin.
Pemerintah Indonesia tampaknya telah
mengambil sikap netral pada Bitcoin. Bank Indonesia menjelaskan bahwa
Bitcoin bukanlah mata uang maupun alat pembayaran yang sah, tapi tidak
mengatakan bahwa mata uang digital ini ilegal. BI memperingatkan
pengguna terkait risiko yang akan mereka tanggung jika bertransaksi
dengan Bitcoin.
Vietnam
Orang Vietnam tidak sering menggunakan Bitcoin, tetapi belakangan ini mereka tampaknya menjadi lebih tertarik pada mata uang digital ini. Ada beberapa pialang Bitcoin di Vietnam, termasuk Muabitcoin.com dan Bitcoin Vietnam. Bitcoin Vietnam bekerja sama dengan Bits of Gold asal Israel dan memiliki kerjasama teknologi dengan bursa Bitcoin asal Israel lainnya,Bit2C, untuk membangun platform perdagangan Bitcoin, VBTC. Konferensi Bitcoin pertama di Vietnam akan diselenggarakan pada bulan Mei 2014.
Ada kurang dari selusin usaha kecil di
negara ini yang menerima Bitcoin sebagai pembayaran, termasuk sebuah
kafe, sebuah perusahaan peralatan elektronik dan teknik mesin, dan
vendor mainan.
Pemerintah Vietnam tidak mengakui
Bitcoin sebagai alat pembayaran yang legal dan melarang lembaga keuangan
menggunakannya. Tetapi meskipun mereka telah memperingatkan orang-orang
terkait transaksi Bitcoin, pemerintah tidak melarang mereka
melakukannya.
Malaysia
Bursa Bitcoin yang kini telah ada di
Malaysia masih sangat sedikit dan tampaknya tidak dioperasikan secara
profesional (contohnyaECurrencyZone dan Dgtmkt). Malaysia adalah salah satu dari dua negara di Asia Tenggara yang memiliki ATM Bitcoin – negara lainnya adalah Singapura. Dua ATM diluncurkan di Malaysia baru-baru ini pada Maret 2014.
Perusahaan yang membuat dan meluncurkan ATM bitcoin, Numoni,memperkirakan
akan ada sekitar 2.000 pengguna Bitcoin di Malaysia. Bitcoin memiliki
peluang baik di ranah pembayaran di Malaysia, mengingat tingkat
penetrasi kartu kredit yang rendah yakni 12 persen pada 2011. Tapi
negara ini memiliki penetrasi perbankan yang bagus yakni 66 persen pada
tahun yang sama. Ini membatasi kemunculan Bitcoin untuk melayani
orang-orang yang tidak mempunyai rekening bank di Malaysia.
Bitcoin tidak diakui sebagai alat
pembayaran yang sah di Malaysia dan bank sentral memilih untuk tidak
mengatur mata uang digital ini.
Thailand
Sudah ada beberapa bursa Bitcoin di Thailand, termasuk Bahtcoin,Bitcoin.co.th, dan Thaibitcoin.com. Namun, bursa tersebut tidak mengoperasikan order book terbuka.
Seperti Malaysia, penetrasi kartu kredit
di negara ini rendah yakni lima persen pada 2011, tetapi mungkin tidak
ada banyak peluang bagi Bitcoin untuk melayani orang yang tidak memiliki
rekening bank karena penetrasi perbankan di negara ini bertumbuh
sebesar 72 persen pada tahun yang sama.
Ada ketidakpastian terkait pengaturan Bitcoin di Thailand. Bursa Bitcoin Thailand, Bitcoin.co.th, menerima surat
dari bank sentral yang mengatakan bahwa mereka bisa melanjutkan
operasinya asalkan Bitcoin tidak ditukar dengan mata uang selain Baht.
Perwakilan dari bank sentral kemudian
mengatakan bahwa Bitcoin.co.th “menafsirkan surat tersebut demi
kepentingannya sendiri”, dan mungkin telah bertindak benar dengan
meluncurkan kembali layanannya. Sejak itu, bank sentral tidak
mengklarifikasi masalah ini selain memberikan peringatan kepada konsumen
akan risiko Bitcoin. Bitcoin.co.th terus beroperasi di Thailand.
Kamboja
Ekosistem Bitcoin tampaknya baru lahir di Kamboja. Seorang penggemar Bitcoin mengirimkan sebuah proposal
ke Bitcoin Foundation meminta dana untuk menyediakan dua ATM Bitcoin ke
negara tersebut dan mengedukasi masyarakat tentang mata uang digital
itu. Tidak ada informasi mengenai sikap pemerintah terhadap Bitcoin.
Brunei, Laos, Myanmar
Informasi tentang kondisi Bitcoin di negara-negara ini sangat terbatas.
Kesimpulan
Bitcoin memiliki potensi untuk berdampak
besar di Asia Tenggara mengingat sebagian besar orang tidak memiliki
akses ke layanan perbankan dan pasar yang besar untuk pengiriman uang.
Meskipun ekosistem Bitcoin di kawasan ini sebagian besar masih
terbelakang, Filipina, Indonesia, dan Vietnam adalah negara-negara yang
memiliki peluang lebih menjanjikan berkat pasar yang menguntungkan dan
kemajuan yang mereka buat di ekosistem Bitcoin-nya. Negara tersebut juga
merupakan tiga negara dengan populasi terbanyak di Asia Tenggara.
Filipina memimpin dalam hal seberapa
baik ekosistem Bitcoin berkembang di kawasan ini. Filipina memiliki
banyak bursa Bitcoin yang dijalankan oleh tim profesional dan memiliki
beberapa merchant besar yang menerima Bitcoin.
Ekosistem Bitcoin di Indonesia dan
Vietnam juga mulai berkembang, dan seperti halnya Filipina, dua negara
tersebut memiliki pasar yang besar yang akan mendapat manfaat dari
Bitcoin sebagai pembayaran, pengiriman uang, dan alat perbankan
alternatif.
Ditulis oleh Wayne Wong. Beliau adalah seorang analis di Venture Scanner,
sebuah perusahaan yang berbasis di Silicon Valley yang membantu sektor
inovasi perusahaan dan investor mengidentifikasi tren dan peluang
inovasi dengan menggunakan kombinasi data dan wawasan analis.
Sumber: Tech in Asia
Baca Juga:
Komentar
Posting Komentar